Senin, 18 Agustus 2008

Penyembuhan Emosi # 4



Awan menangis maka taman pun menghijau
bayi menangis maka air susu ibu pun mengalir
Pengasuh Ciptaan itu berkata, biarkan mereka menangis banyak-banyak.
(Rumi)


PENTINGNYA MELEWATI FASE KEPEDIHAN

Rumi seorang pujangga sufi besar mengingatkan kita dalam refleksi syairnya bahwa menangis itu adalah proses awal dari pencerahan jiwa. Menangis itu ada dua, pertama menangis secara fisik dengan rewelan, keluhan & air mata. Yang kedua menangisnya hati yaitu sebuah cahaya kesadaran bahwa manusia itu mahluk tak berdaya, lemah, hina & bodoh. Ini adalah menangis yang paling utama bagi manusia karena ini menunjukkan etika kehambaan kita. Karena adanya penderitaan dalam hidup ini membuktikan bahwa manusia tetap butuh kepada Tuhannya.



Seorang pria sedang mengaduk-aduk tanah
ketika pria lainnya lewat, "Mengapa kau merusak tanah ini?"
"Jangan bodoh! Tidak ada yang dapat tumbuh
sebelum tanah ini dibalik-balik dan dihancurkan".

Tidak akan ada mawar dan kebun buah
tanpa lebih dulu melakukan ini yang tampaknya merusak.

Kau harus membedah luka bernanah untuk menyembuhkannya
Kau harus meruntuhkan sebuah bangunan lama
untuk memugarnya, dan demikian pula dengan kehidupan inderawi
yang tidak mengandung ruh didalamnya.
(Rumi)


MENERIMA KEHANCURAN HIDUP DEMI MENCAPAI PENYEMPURNAAN


Dapatkah mawar tumbuh sebelum tanahnya diaduk? Dapatkah bangunan baru yang megah dapat berdiri sebelum bangunan tua dan reyot diruntuhkan? Dapatkah luka sembuh tanpa harus merasakan sakit?

Kita harus belajar dari alam & kehidupan ini bahwa semua proses penyempurnaan harus melewati kekacauan terlebih dahulu. Malam pun akan semakin gelap ketika menunggu matahari terbit.

2 komentar:

Anonim mengatakan...

GOOD. THIS THE NEW PARADIGM


SARAH

Anonim mengatakan...

kalau kau sadar
untuk keadaanmu
kalau kau lapang
kalau kau tersenyum dengan keindahan

tentu saja dapat kau terima derita
pengeratan
untuk kemudian keindahan
seperti seruling harus di kerat dulu
sebelum keindahan suaranya
dapat terdengar

dapatkah kau
lakukan terus
menerus
kadang kadang
kau tak dapat menahankannya
aku tak dapaat
menahankannya





pohon hijau bernama rangga