Rabu, 15 Oktober 2008

Cara Membebaskan Emosi

Anda masih ingat cerita tradisional si buta dari gua hantu? Ketika dia ingin mendapakan ilmu malaikat dia harus membutakan matanya. Akhirnya ketika matanya sudah dibutakan mendadak intuisi indera ke 6 dia menjadi lebih peka terhadap kondisi alam sekitarnya.

Sebenarnya makna membutakan matanya itu adalah biarkan mata fisikmu tertutup tetapi mata hatimu terbuka. Biarkan nafsu panca inderamu menjadi pasif sehingga penglihatan mata batinmu menjadi cerah. Karena awal dari redupnya cahaya jiwa adalah memanjakan hawa nafsu & membiarkan nafsu menjadi dominan didalam diri kita.


PERLUNYA MELAWAN DIRI SENDIRI



Dalam tradisi timur tengah ada suatu proses melatih diri sendiri yang disebut dengan riyadhoh. Disana sang penempuh jalan spiritual dalam tahap awalnya harus mendidik nafsunya dengan cara tidak memanjakan hawa nafsu itu sendiri. Disitulah para penempuh menempa batinnya dengan berpuasa, tidak makan-makanan bernyawa (vegetarian), Selalu mengingat Tuhannya dalah setiap nafas masuk keluar, seiring dengan detak jantungnya mereka menyebut Nama Tuhannya terus menerus.


Dalam tahap awal memang nafsu menjadi berontak dengan buas sehingga terjadi kegelisahan dan penderitaan didalam batin para penempuh. Lama-lama dengan proses perjuangan dan penempaan batin secarra konsisten, nafsu akhirnya menjadi jinak ego kita menjadi luntur ketika itu pula respon kepekaan ruh kita terhadap cinta Ilahi menjadi lebih sensitif.


Kenapa bisa seperti itu? Karena nafsu seperti binatang buas kalau tidak pernah dididik dan didisplinkan maka akan semakin liar tetapi kalau binatang buas itu kita latih secara paksa binatang buas itu akan menjadi jinak begitu pula dengan hawa nafsu. Lalu kenapa spiritualitas harus melewati penderitaan pada tahap awalnya? Apakah kita tidak bisa menmpuhnya dengan cara kegembiraan dan ketenangan?



KEGEMBIRAAN & KETENANGAN DATANGNYA TIDAK BISA DIPAKSAKAN


Perlu diingat kegembiraan datangnya tidak bisa dipaksakan. Karena kegembiraan hanya sebuah akibat bukan sebab. Artinya tidak bisa kita merencanakan datangnya kegembiraan. Saya minggu depan jam sekian dengan melakukan ini saya mau bahagia, itu juga tidak bisa.

Ketika kita memaksakan mengundang ketenangan dalam hidup kita akhirnya malah terjadi ketenangan yang dibuat-buat. Akhirnya kita malah kecanduan kegembiraan dan ketenangan yang instan seperti seksualitas, drugs, alcohol & bentuk-bentuk pemanjaan diri lainnya.



KETIKA NAFSU SUDAH MENINGGALKAN HAWANYA



Maka nafsu bertransformasi menjadi nafsu mencintai Tuhan. Tentunya kondisi ini harus dipersiapkan dengan perjuangan yang konsisten dalam perlawanan terhadap nafsu bukan bersahabat dengan nafsu.


Sungguh keliru orang yang menempuh jalan spiritual dengan mengalirkan aliran nafsu dari suatu tempat ketempat lain. dengan cara bermeditasi di keheningan dan kesunyian alam. Ketika kita terpesona dengan keindahan alam tanpa melihat siapa dibalik penciptaan alam semesta ini? Maka saat itu pula kita terhijab (terhalangi) dari penyaksian Ilahi.


Mendadak ketenangan alam lebih besar dari keberadaan Tuhan didalam diri kita. Inilah tipu daya para penempuh jalan spiritual dengan memaksakan ketenangan akhirnya secara diam-diam didalam bawah sadarnya didalam keramaian dunia Tuhan menjadi hilang. Dan kita kembali mencari keheningan untuk mencari kemesraan dengan Tuhan.



Apakah Tuhan pernah hilang?

Apakah Tuhan hanya ada didalam tempat yang hening?

Allah tidak bisa ditutupi

tetapi pandangan kita yang tertutup dari hawa nafsu kita

Bagaimana keberadaan alam semesta ini dapat menutupi Allah?

Padahal alam semesta ini ada Juga diadakan oleh Allah?


Coba direnungkan enam hal tersebut!!!

Tidak ada komentar: